Kebotakan rambut umumnya mengacu pada hasil dari kerontokan rambut berlebihan di kulit kepala atau mungkin di seluruh bagian tubuh Anda. Rambut rontok dari faktor turunan (genetik) seiring bertambahnya usia adalah penyebab paling umum dari kebotakan. Selain turunan dan usia, faktor lainnya termasuk perubahan hormonal, dan kondisi medis tertentu. Siapa pun bisa mengalami kerontokan rambut di kepala, namun hal ini lebih sering dialami oleh pria.
Kebanyakan orang lebih memilih membiarkan kerontokan rambut mereka terjadi begitu saja tanpa diobati dan disembunyikan. Beberapa lainnya mungkin menutupinya dengan gaya rambut, aksesoris, topi atau syal. Dan yang lain lebih memilih mendapatkan perawatan yang tersedia untuk mencegah kerontokan rambut lebih lanjut atau memulihkan pertumbuhan dengan mengikuti program transplantasi rambut.
Sebelum menjalani program untuk mengatasi kebotakan rambut, mari kenali 4 jenis, gejala, penyebab, & solusinya.
Jenis, Gejala & Penyebab Kebotakan Rambut
1. Kebotakan rambut pria
Klasifikasi pola kebotakan pria pada skala Norwood-Hamilton mendefinisikan dua pola utama kebotakan dan beberapa jenis lainnya yang kurang umum.
Gejala:
Pada pria, rambut rontok dengan pola yang jelas, dimulai dari atas kedua pelipis. Seiring waktu, garis rambut bergerak mundur (mundur) membentuk ciri khas bentuk “M” (M-shape). Hal ini terus terjadi bertahap dari bagian garis rambut (hairline), pelipis, dan bagian mahkota kepala (pusaran rambut) yang akan berkembang menjadi kebotakan sebagian atau seluruhnya. Gejala ini dapat dialami dari masa remaja, dan hingga 80 % pria mengalami gejala ini sepanjang hidupnya.
2. Kebotakan rambut wanita
Klasifikasi kebotakan wanita berdasarkan skala Ludwig-Savin menggambarkan pola kebotakan dan beberapa jenis lainnya yang jarang ditemukan.
Gejala:
Pola kebotakan pada wanita berbeda dengan pola yang dialami oleh pria. Wanita mengalami penipisan rambut yang dimulai dari kepala bagian atas sehingga bagian belahan rambut semakin melebar. Garis rambut di bagian depan pada wanita umumnya tidak mengalami kemunduran yang membuat wanita sangat jarang mengalami kebotakan total. Gejala kebotakan sangat mungkin terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause.
Penyebab Kebotakan Berpola:
Kebotakan rambut pada pria maupun wanita disebut dengan androgenetic alopeciayang umumnya bersifat genetik atau keturunan. Bentuk kerontokan rambut ini, terutama pada pria, diklaim berhubungan dengan hormon yang disebut androgen, khususnya androgen yang disebut dihydrotestosterone (DHT). Androgen juga berperan dalam pola kerontokan rambut pada wanita, namun ada masih faktor lain yang belum terungkap.
Androgen sendiri penting untuk perkembangan seksual pria normal sebelum kelahiran dan selama masa pubertas. Ia memiliki fungsi penting lainnya baik pada pria maupun wanita, seperti mengatur pertumbuhan rambut dan gairah seks. Androgen membantu mengendalikan siklus pertumbuhan rambut dimulai di bawah kulit dalam struktur yang disebut folikel. Setiap helai rambut biasanya tumbuh selama 2 hingga 6 tahun, memasuki fase istirahat selama beberapa bulan, dan kemudian rontok. Siklusnya dimulai ketika folikel mulai menumbuhkan rambut baru.
Namun, terlalu banyak stimulasi folikel rambut oleh androgen dapat menyebabkan periode pertumbuhan lebih pendek, sehingga helaian rambut menjadi lebih pendek dan tipis. Pertumbuhan rambut baru untuk menggantikan helai rambut yang rontok juga terhambat. Pada akhirnya, perubahan ini menyebabkan penipisan atau kerontokan rambut.
3. Kebotakan tidak merata
Kebotakan tidak merata atau alopecia areata, adalah suatu kondisi rambut rontok yang disebabkan oleh kelainan autoimun kompleks. Kerontokan ini mengakibatkan bagian rambut yang botak di berbagai titik tanpa jaringan parut (bekas luka). Alopecia areata umumnya muncul dengan bercak rambut rontok yang berbatas tegas dan dapat muncul pada usia berapa pun. Tidak hanya pada bagian kepala, kebotakan tidak merata juga dapat terjadi pada bagian tubuh lain, seperti jenggot, kumis, brewok, dan alis.
Berbeda pada kebotakan berpola yang bersifat turunan, kebotakan jenis ini seringkali diiringi dengan pertumbuhan rambut kembali secara spontan hingga 30–50% dalam 6 sampai 12 bulan setelah dialami pasien. Pada beberapa kasus ditemukan pula pertumbuhan rambut total dalam 5 tahun.
4. Kebotakan akibat kerusakan
Kebotakan rambut juga dapat terjadi karena faktor eksternal yang terjadi pada pasien. Faktor-faktor ini dapat mengakibatkan kerontokan yang terlihat langsung maupun dalam jangka panjang. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh:
- Terlalu sering mengikat rambut dengan kencang dan dalam waktu yang lama
Dikenal sebagai traction alopecia, kerusakan ini seringkali terjadi pada wanita yang mengikat rambut dengan kencang yang mengakibatkan tegang dan renggangnya rambut di bagian akarnya. Bahkan jika suatu gaya rambut, seperti belah tengah, selama bertahun-tahun tidak diubah dapat pula mengakibatkan kerenggangan ini terjadi di bagian belahan rambut.
- Terdapat bekas jaringan parut karena luka
Jaringan rambut pada bagian kepala, alis, brewok, atau bagian tubuh berambut lainnya yang mengalami luka akibat kecelakaan atau bekas jahitan bedah mungkin tidak akan tumbuh kembali. Penyebabnya adalah kerusakan folikel rambut di bagian tersebut dan juga karena berkurangnya pembuluh darah pada jaringan tersebut.
- Terapi dan obat-obatan khusus
Terapi khusus seperti kemoterapi dan konsumsi obat-obatan khusus dapat memberikan efek samping kerontokan rambut. Dokter akan menyampaikan bahwa terapi dan konsumsi obat dengan tujuan suatu perawatan tertentu mungkin dapat berdampak pada kerontokan rambut yang disebabkan senyawa kimia di dalam proses tersebut.
- Terdampak hormon akibat stress dan depresi
Ini adalah suatu kasus di mana penyebabnya adalah perubahan hormon yang terjadi pada tubuh manusia. Suatu perubahan alamiah yang terjadi pada manusia dapat dicontohkan pada kasus ibu hamil. Wanita dapat mengalami perubahan hormon akibat siklus hormon di saat mengandung. Selain itu perubahan hormon juga dapat terjadi pada saat stress atau depresi. Perubahan ini dilaporkan berakibat pada kerontokan rambut bahkan sampai kebotakan.
Solusi Mengatasi Kebotakan Rambut
Kebotakan rambut adalah peristiwa yang cukup sulit dicegah untuk kasus seperti androgenetic alopecia dan alopecia areata. Meskipun para peneliti terus mempelajari faktor risiko yang mungkin berkontribusi terhadap kondisi ini, sebagian besar faktor tersebut masih belum diketahui sehingga pengobatan praktis untuk androgenetic alopecia masih sangat terbatas.
Kabar baiknya, dalam perjalanan rambut menuju kebotakan, rambut akan mengalami fase kerontokan yang mana jika tidak ditindak maka folikel rambut akan berhenti tumbuh dan gugur. Solusi pencegahan sebelum kebotakan diawali dengan menghambat kerontokan melalui:
- Penggunaan obat-obatan untuk memulihkan pertumbuhan
Beberapa jenis obat dapat diberikan dokter untuk dipakai atau dikonsumsi secara rutin oleh pasien. Obat-obatan seperti minoxidil, finasteride, dan anti-androgen umumnya diberikan untuk pasien yang mengalami androgenetic alopecia. Sedangkan pasien yang mengidap alopecia areata mungkin diberikan corticosteroid untuk menekan gejala autoimun yang dialami pasien. Semua medikasi ini harus diberikan dengan anjuran dokter ahli.
Tubuh manusia memiliki suatu sistem yang sempurna di dalamnya, termasuk pada hal regenerasi sel-sel tubuh. Regenerasi ini dapat dibuktikan dengan mudah saat bagian tubuh terluka, dan berangsur sembuh. Proses ini didalangi oleh suatu sel darah yang bertugas untuk menghentikan kerusakan dan melakukan regenerasi, yang disebut platelets. Dengan memanfaatkan hal ini, pasien yang menjalani pemulihan rambut dengan PRP (Platelets Rich Plasma) mendapatkan asupan platelets yang didapat dari olahan darah pasien itu sendiri. Darah pasien diolah untuk diekstrak plasma yang mengandung platelets, yang kemudian disuntikkan ke bagian rambut yang hendak dipulihkan. Proses ini minim efek samping penolakan tubuh karena proses ini tidak menggunakan senyawa kimia eksternal, dan hanya melibatkan kandungan darah yang mana merupakan bagian tubuh itu sendiri.
Namun jika pada suatu bagian rambut sudah tidak memiliki folikel hidup (botak), maka solusi di atas tidak lagi efektif. Solusi terbaik untuk mengatasi kebotakan rambut adalah transplantasi rambut.
Bagaimana Transplantasi Rambut dapat Mengatasi Kebotakan?
Transplantasi rambut menjadi solusi kebotakan rambut karena prosedur ini mengambil folikel rambut yang masih sehat dari bagian donor (bagian belakang kepala) untuk ditanamkan ke bagian yang diinginkan. Nantinya, folikel tersebut akan tumbuh seperti rambut normal pada umumnya, sehingga metode ini bersifat natural dan permanen. Untuk memastikan hasil yang maksimal, selama masa pertumbuhan sebaiknya diberikan perawatan lanjutan seperti PRP yang telah disebutkan di atas. Sama halnya seperti proses mencangkok tanaman, apabila sudah menyatu dengan sempurna, maka pertumbuhan tersebut akan berjalan baik tanpa banyak perawatan berulang.
Meski demikian, pastikan juga bahwa program transplantasi yang Anda jalani memiliki:
- Prosedur transplantasi yang menggunakan teknik FUE & DHI untuk tingkat keberhasilan tinggi dan minim resiko
- Ditangani oleh dokter bersertifikasi, berpengalaman, dan berprikemanusiaan untuk prosedur yang aman dan nyaman
- Perawatan paska transplantasi yang memberikan perawatan rambut untuk pertumbuhan yang maksimal
Perlu dicatat juga bahwa program transplantasi rambut biayanya tidak murah, jadi pastikan Anda mendapatkan program transplantasi rambut terlengkap dengan biaya All-In di Jakarta Hair Transplant. Anda sudah mendapatkan banyak benefit tanpa biaya tambahan:
-
Akomodasi perjalanan dan penginapan ditanggung
- Konsumsi yang terjamin selama durasi prosedur
- Teknik FUE & DHI dengan tingkat keberhasilan hingga 98%
- Dokter pelaksana berpengalaman dan bersertifikasi di 5 negara
- Perawatan aftercare selama 1 tahun untuk hasil maksimal
- Program bergaransi sampai dengan 18 bulan
Hanya Jakarta Hair Transplant yang
Memberi Seutuhnya, Melayani Sepenuhnya
Mari mulai berdiskusi dengan dokter kami untuk mewujudkan kembali penampilan rambutmu dalam konsultasi tanpa biaya di sini.